Setiap kali THR tiba, rasanya seperti hadiah ekstra dari langit, bukan? Tapi, tahukah kamu dari mana asal-usulnya?

Jadilah kita kembali ke zaman dahulu kala, di mana gaji sebagian besar masih diberikan dalam bentuk barang, bukan uang tunai. Pekerja sering dibayar dengan makanan, barang, atau sejenisnya. Namun, pada awal abad ke-19, di Inggris, gaji mulai dialihkan ke dalam bentuk uang tunai. Ini membuat karyawan merasa senang karena bisa membeli apa yang mereka butuhkan.

Pada tahun 1890-an, di Amerika Serikat, terjadi banyak protes dan perjuangan pekerja yang menuntut hak mereka. Salah satu tuntutan utama adalah pembayaran dalam bentuk uang untuk menghindari penipuan dari majikan yang kerap memberikan barang dengan harga yang tidak sebanding dengan kerja keras pekerja.

Namun, THR sebagai bentuk bonus khusus ini belum ada pada saat itu. THR baru muncul di Indonesia pada tahun 1974, dalam sebuah peraturan pemerintah yang menetapkan pembayaran tunjangan hari raya bagi para pekerja. Ini adalah langkah besar dalam sejarah perkembangan hak-hak pekerja di Indonesia.

THR sendiri sebenarnya memiliki dua sisi cerita. Pertama, ada aspek kemanusiaan di mana pemberian THR bisa membantu pekerja dan keluarganya merayakan hari raya dengan lebih layak dan berbahagia. Kedua, dari sudut pandang bisnis, memberikan THR juga bisa memperkuat loyalitas dan motivasi karyawan.

Seiring berjalannya waktu, tradisi pemberian THR menjadi semacam simbol kepedulian dan penghargaan dari perusahaan terhadap kontribusi karyawan. Bahkan, bagi banyak orang, THR menjadi momen paling dinanti-nantikan dalam setahun!

Jadi, meskipun kadang-kadang ada perdebatan tentang jumlah dan waktu pemberian THR, tetapi satu hal yang pasti, THR adalah bagian penting dalam sejarah upah pekerja dan tetap menjadi momen istimewa yang dinanti-nantikan setiap tahunnya.