Sebagai perusahaan yang memiliki skala hingga miliaran pengguna, Meta harus memastikan bahwa konten di platform-nya tetap aman, sesuai standar komunitas, dan bebas dari konten ilegal atau berbahaya. Fungsi ini—moderasi konten dan pengolahan data besar (big data)—dianggap non-inti dibandingkan pengembangan AI, sistem internal, dan inovasi produk. Oleh karena itu, tim moderasi sering dialihkan ke mitra pihak ketiga melalui outsourcing dan vendor global.
Meta tidak sembarangan memilih vendor outsourcing. Keamanan data, privasi pengguna, dan standar kualitas moderasi adalah syarat yang mutlak. Meta menggabungkan teknologi AI dalam sistem moderasi agar efisien dalam meningkatkan beban kerja manusia agar bisa lebih terkendali. Sistem otomatis memfilter konten yang jelas melanggar, sementara konten yang ambigu diserahkan ke moderator manusia.
Dalam hal kerja yang terdistribusi, Zuckerberg sendiri pernah menyatakan bahwa Meta memperluas remote hiring dan bercita-cita menjadi lebih fleksibel secara geografis; meskipun demikian, perusahaan tetap menjaga bahwa pekerjaan inti dan sumber daya manusia internal tetap menjadi fondasi bagi inovasi dan pengembangan AI.
Meta menggunakan outsourcing agar bisa cepat menambah atau mengurangi kapasitas moderasi berdasarkan volume konten, trend penggunaan, dan kebutuhan global. Namun Mark Zuckerberg tidak hanya berfokus pada outsourcing—tetapi ada juga investasi besar dalam AI, pelatihan internal, serta infrastruktur mitigasi keamanan dan privasi agar perusahaan selalu memiliki keunggulan kompetitif.
Dari strategi Meta, beberapa takeaway penting bagi perusahaan lain:
Ketahui dengan jelas mana fungsi inti (core) yang harus tetap in-house, dan mana yang bisa di-outsourcing agar biaya efisien.
Gunakan AI sebagai pendukung moderasi konten + sistem keamanan, bukan sebagai satu-satunya solusi.
Pilih mitra outsourcing yang punya standar keamanan & kepatuhan regulasi yang tinggi.
Pastikan sistem distribusi kerja (remote, outsourcing) tetap menjaga budaya perusahaan, produktivitas & kinerja.
Tetap ada risiko dan tantangan besar:
Kondisi psikologis dan kesejahteraan moderator outsourcing yang bekerja meninjau konten sensitif.
Transparansi dalam kontrak outsourcing: kesepakatan terkait privasi, standar kerja, dan tanggung jawab hukum.
Regulasi global: kepatuhan terhadap hukum di berbagai negara — data protection, hak pekerja, dan etika AI.
Strategi Mark Zuckerberg dan Meta dalam mengelola tenaga alih daya (outsourcing) adalah perpaduan antara investasi internal yang kuat dan penggunaan outsourcing serta AI untuk fungsi non-inti seperti moderasi konten. Pendekatan hybrid ini membantu Meta menjaga keunggulan teknologi, fleksibilitas, dan efisiensi operasional.
Bagi perusahaan yang ingin meniru, kuncinya adalah keseimbangan: kontrol tetap pada inti bisnis, tapi delegasi dilakukan secara strategis, aman, dan berkualitas.
Mentari Puspadini. (2025, Juni 06). 10 CEO dengan Gaji Super Besar, Nomor 1 Tidak Terduga. CNBC Indonesia. Disadur dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20250605180930-17-638977/10-ceo-dengan-gaji-super-besar-nomor-1-tidak-terduga
Ben Thompsoni. (2025, Mei 01). An Interview with Meta CEO Mark Zuckerberg About AI and the Evolution of Social Media. Stratechery. Disadur dari https://stratechery.com/2025/an-interview-with-meta-ceo-mark-zuckerberg-about-ai-and-the-evolution-of-social-media/